Powered By Blogger

Saturday 26 May 2018

Konservasi Arsitektur - Masjid Keramat Luar Batang

Masjid Keramat Luar Batang
Sumber : Google Image, 2018

Masjid Jami Keramat Luar Batang atau juga populer dengan sebutan Masjid Luar Batang adalah sebuah bangunan ibadah bersejarah yang berada di daerah Penjaringan, Jakarta Utara. Di masjid ini terdapat makam seorang ulama bernama Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus. Atau lebih dikenal dengan 'Habib Husein'.

Masjid Jami Keramat Luar Batang dibangun Habib Husein pada abad ke-18. Habib Husein sendiri dikenal sebagai salah satu seorang tokoh penentang kolonial Belanda di kawasan Sunda Kelapa. Nama Masjid ini diberikan sesuai dengan julukan Habib Husein, Yaitu Habib Luar Batang. Ia dijuluki demikian karena konon dahulu ketika Habib Husein meninggal dan hendak dikebumikan di sekitar Tanah Abang, tiba tiba jenazahnya sudah tidak ada di dalam "kurung batang". Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali, akhirnya para jama'ah bermujakat untuk memakamkan beliau di tepatnya ini.

Masjid ini berlokasikan di Jalan Luar Batang V RT 4/3 No. 1, Kampung Luar Batang, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta 14440.

Peta Masjid Luar Batang
Sumber : Google Maps, 2018


Majid Luar Batang dilihat dari Google Earth
sumber : Google Earth, 2018

Jalan Luar Batang V berada sekitar 300 meter dari jalan utama, berada dalam gang sempit yang hanya memuat 2 mobil yang harus berjalan pelan. Bus rombongan harus memutar agak menjauh lewat jalur belakang yang sepi dan becek terkena air pasang laut. Sementara pemukiman miskin dan super padat mengepung lokasi masjid. Salah satu akibatnya, saat banjir menerjang Jakarta 2007 dan gelombang laut pasang awal 2008, tim pemadam kebakaran kesulitan memompa air  yang sempat merendam masjid hingga sebatas dada orang dewasa. Dibutuhkan waktu sehari untuk menguras banjir tersebut.

Berikut data lengkap seputar Masjid Keramat Luar Batang

Nama Dulu         : Mushola An-Nur
Nama Sekarang : Masjid Jami' Keramat Luar Batang
Alamat                : Jalan Luar Batang V RT 4/3 No. 1, Kampung Luar Batang, Kelurahan Penjaringan,                                     Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta 14440.
Koordinat / UTM : 6.124273°S 106.806969°E
Batas batas
Utara                   : Permukiman
Timur                   : Permukiman
Selatan                : Permukiman
Barat                    : Permukiman
Status Kepemilikan : Tanah milik warga Luar Batang
Pengelola             : Yayasan Masjid Jami' Keramat Luar Batang
Fungsi sekarang : Tempat Ibadah

Blockplan Site Masjid
sumber : teknikarsitekturug, 2017


Masterplan masjid
sumber : teknikarsitekturug, 2017

Fasad Bangunan




Hanya ada atap lancip atau sebuah cungkup seperti bangunan Hindu Jawa. Masjid ini mempunyai denah dasar segi empat bujur sangkar yang ditopang dengan soko-guru yang masih ash serta beratap tumpang yang memberi ciri sebagai bangunan tua dan di sebelah utara terdapat Ruang Keputren.


Masjid Luar Batang terdiri atas dua bangunan (lama dan baru) yang dikelilingi tembok dengan pintu gerbang terletak di sisi timur. Di bagian depan terdapat pelataran. Sebelah kanan pelataran ada tempat wudhu. Sisi kanan pelataran terdapat sebuah kentongan, sisi kiri terdapat ruangan pawestren. Sebelum masuk ruang utama terdapat serambi. Ruang utamanya berbentuk empat persegi yang didalamnya terdapat tiang, mihrab, dan mimbar.



fasad Masjid Keramat Luar Batang
Sumber : Google Images


fasad Masjid Keramat Luar Batang
Sumber : Google Images




fasad Masjid Keramat Luar Batang
Sumber : Google Images


fasad Masjid Keramat Luar Batang
Sumber : Google Images

Interior Masjid




Bangunan tua yang masih tertinggal antara lain tiang pilar persegi empat berjumlah 12 buah sebagai tiang penyangga utama mesjid, gapura pintu gerbang dari pagar tembok yang melingkar mengelilingi mesjid, dan ukiran pada kusen pintu masuk serambi mesjid.


Selain itu juga terdapat makam Al Habib yang terletak di sebelah barat, samping kanan depan mesjid, dalam satu ruangan dengan serambi mesjid. Makamnya tertutup rapat dengan cungkup yang ditutupi kain dan hanya dibuka pada bulan Maulid dan bulan haul (wafatnya). Ada satu makam lagi di sebelah timur milik seorang Cina yang masuk Islam bernama Nek Bok Seng dan menjadi pendamping setia Al Habib. Nisannya terbuat dari batu kali tanpa ukiran dan catatan tahunnya.

Pengelolaan makam dipegang oleh kerabat Al-Habib Husein (kelompok pendatang baru, Mutawali), sedangkan hak pengelolaan lahan masjid dipegang oleh penduduk asli setempat. Hak pengelolaan lahan ini diputuskan melalui sidang pengadilan (Puspitasari, et al., 2011)

Interior Masjid Luar Batang
Sumber : Google Images


Interior Masjid Luar Batang
Sumber : Google Images

Struktur dan Konstruksi pada Masjid


Masjid Jami’ Keramat Luar Batang menggunakan struktur beton pada bangunannya dan struktur kayu pada atapnya karena masjid ini merupakan masjid yang bergaya arsitektur hindu jawa

Langit langit pada masjid
sumber : google images


Struktur kolom pada masjid
Sumber: Google Images

Kondisi Saat Ini


Kondisi Lingkungan
Kampung Luar Batang memiliki fungsi utama sebagai tempat hunian bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Pola huniannya sangat padat, kebanyakan rumah satu dengan yang lainnya saling menempel, dengan gang-gang kecil sebagai akses masuk ke dalam kelompok- kelompok huniannya.
Kondisi Keterawatan Secara Umum
Kondisi keterawatan masjid sampai saat ini masih terawat dengan baik dikarenakan masih banyak nya pengunjung mendatangin masjid untuk melakukan ziarah ke makam Al-Habib Husein Bin Abu Bakar Alaydrus
Perubahan Fungsi dan Bentuk
Kini lebih dari 3 abad berlalu. Bekas-bekas masa lampau sudah hampir tidak ada lagi. Seluruh bangunan sudah dirombak total pada 1992. Kubah bawang diganti menjadi kubah joglo atau kubah limas tadisional Indonesia. Menara masjid dipancang tinggi-tinggi, menyembul ditengah pemukiman super padat tersebut. 12 tiang utama dari kayu dibongkar dan diganti pilar beton bergaya Romawi. Sementara lantai kayu dan ubin diganti dengan keramik dan batu granit.
Selain plafon kayu jati yang masih asli, penanda yang menunjukan masjid tersebut terbilang uzur adalah prasasti di makam Husein bin Ali Idrus. Di situ tertulis makam bertanggal 24 Juni 1756. Di dalam ruangan 6x7 meter tersebut menjadi pusara terakhir Husein bin Alaydrus.
Meski terlah mengalami perubahan bentuk secara total dari bangunan masjid yang pertama kali dibangun oleh Habib Husein namun masjid ini tetap terdaftar dalam bangunan bangunan bersejarah pemerintah DKI Jakarta, dan harus dilindungi dan dilestarikan karena faktor kesejarahan nya.

Sejarah

Sejarah Kawasan / Lokasi
Menurut situs pemerintah DKI Jakarta, masjid Luar Batang pertama kali dibangun tahun 1739. dibangun sendiri oleh Khatib Sayid Husein Bin Abu Bakar Bin Abdillah Al-laydrus atau Habib Husein atau Habib Luar Batang. Bentuknya mungil untuk ukuran masjid masa kini, sekitar 6x6 meter. Pada saat itu, lebih akrab disebut surau/langgar. Terbuat dari kayu dengan gaya bangunan khas Betawi. Hanya saja, kubah bawang sudah dikenalkan waktu itu.
Namun tahun pembangunan masjid sebagaimana disebut di situ pemerintah DKI itu berbeda dengan sumber sumber yang lain. Belum adanya sejarah resmi tentang sejarah masjid ini yang didasarkan pada penelitian dan data kompreshensif menimbulkan kesimpangsiuran sejarah.
Pada sebuah batu dalam Masjid Luar Batang ditulis, bahwa 'al Habib Husein bin Abubakar Bin Abdillah al-Alaydrus yang telah wafat pada hari kamis 27 Puasa 1169 berkebetulan 24 Juni 1756. Batu ini dibuat antara tahun 1886 dan 1916. sebab, L.W.C, Van Berg dalam buku yang termasyur tentang orang Hadhramaut, menyebut, bahwa Habib Husein baru wafat 1798 (!). sedangkan Ronkel sudah menyebut batu peringatan tersebut dalam karangannya yang diterbitkan pada tahun 1916. Batav Courant edisi 12 Mei 1827 menyebutkan, Habib Husein meninggal dalam rumah komandan Abdul Raup dan dimakamkan di samping masjid.
Pada tahun 1916 telah dicatat diatas pintu masjid, bahwa gedung ini selesai dibangun pada 20 Muharam 1152 H yang sama dengan 29 April 1739. Qiblat masjid ini kurang tepat dan ditentukan lebih persis oleh Muh. Arshad al-Banjari (w. 1812) waktu singgah perjalanan pulang dari Hejaz ke Banjar pada tahun 1827. Masjid ini kurang berkiblat, sama seperti Masjid Kebon Sirih dan Cikini. Oleh karena itu, ada penulis (misalnya Abubakar Atjeh) yang beranggapan, bahwa semula ruang masjid ini adalah bekas rumah kediaman seseorang, yang kemudian digunakan sebagai mushola atau masjid.
Berita tertua berasal dari seorang turis Tionghoa, yang menulis bahwa pada tahun 1736 ia meninggalkan Batavia dari sheng mu gang, artinya 'pelabuhan makam keramat', pelabuhan Sunda Kelapa sekarang. Bukankah Habib Husein wafat pada tanggal 29 Ramadhan 1169 (24 Juni 1756). Maknanya bahwa pada tahun 1736 (dua puluh tahun sebelum Habib Luar Batang Wafat) sudah terdapat suatu makam yang dianggap keramat di daerah pelabuhan Batavia, lalu Itu keramat siapa ?.
Koran Bataviaasche Caurant, tanggal 12 Mei
1827, memuat suatu karangan tentang Masjid Luar Batang. Dicatat dalam tulisan ini, bahwa Habib Husein meninggal pada tahun 1796, setelah lama berkhotbah diantara surabaya dan Batavia. Pada tahun 1812 makamnya dikijing dengan batu dan masih terletak di luar gedung masjid sampai tahun 1827. Pada waktu ini rupanya derma tidak lagi diterima oleh komandan (semacam lurah) daerah Luar Batang, tetapi dinikmati oleh (pengurus) masjid sehingga gedung bisa diperluas. Di lain pihak suatu masjid (!) bukan surau telah dicatat pada peta yang dibuat C.F.Reimer pada tahun 1788.
Dengan merangkumkan segala data yang tersedia, dapat disimpulkan bahwa suatu makam yang dianggap keramat sudah terdapat di Luar Batang pada tahun 1736 Mushola atau masjid didirikan 1739, Habib Husein tinggal diadaerah itu dan meninggal tidak sebelum 1756 (mungkin baru pada tahun 1796 atau 1798), makam keramat Habib Huseinlah yang menarik banyak peziarah, sehingga Masjid Luar Batang menjadi Masjid terkenal di Batavia lama.

Sejarah Arsitektur

Bentuk arsitekturnya khas mesjid tua di pulau Jawa sebelum abad ke-20, yaitu tidak mempunyai kubah setengah lingkaran dan menara dengan bulan-bintang diatasnya. Hanya ada atap lancip atau sebuah cungkup seperti bangunan Hindu Jawa. Masjid ini mempunyai denah dasar segi empat bujur sangkar yang ditopang dengan soko-guru yang masih ash serta beratap tumpang yang memberi ciri sebagai bangunan tua dan di sebelah utara terdapat Ruang Keputren.

Riwayat Pelestarian

nformasi pembangunan Masjid Tua di Jakarta (Masjid Luar Batang) sampai saat ini informasi akurat kapan masjid ini dibangun masih belum jelas. Menurut sumber informasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) ada catatan mengenai dari seorang Ronkel, peneliti dari Belanda. Menurut Ronkel masjid ini selesai dibangun pada tanggal 29 April 1739. Pendapat Ronkel yang mengungkapkan hal itu setelah menyaksikan catatan di atas pintu masuk ke masjid pada 1916.
Kondisi masjid saat ini
Sumber : google images, 2017
Bangunan Masjid Jami Luar Batang, yang oleh Pemerintah DKI Jakarta bangunan ini dinyatakan sebagai "Benda Cagar Budaya". Berdasarkan peraturan daerah (PERDA) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 9 Tahun 1999, yang berbunyi Kegiatan berupa memugar, memperbaiki, mengubah bentuk, mengubah warna, mengganti elemen bangunan yang merupakan bagian dari bangunan cagar budaya serta lingkungan pekarangannya harus dengan izin Gubernur Provinsi DKI Jakarta dengan rekomendasi dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI Jakarta.
Pemugaran dan Peresmian Bangunan Masjid Luar Batang tak lepas dari pemerintah dan gubernur-gubernur yang menjabat saat itu, seperti terlihat di dua prasasti yang terdapat di ruang utama masjid yang digunakan untuk sholat. Yaitu prasasti peletakan batu pertama pemugaran pada 6 September 1991 tertanda Gubernur Wiyogo Atmodarminto dan prasasti kedua yang letaknya bersebelahan yaitu prasasti pemugaran tahap pertama tanggal 5 September 1997 tertanda Gubernur Surjadi Soedirja. Melihat keberadaan kedua prasasti tersebut sudah bisa diperkirakan keberadaan gubernur-gubernur DKI Jakarta setelah dan sesudahnya sampai saat ini ikut dalam partisipasi kegiatan Masjid Jami' Keramat Luar Batang. Seperti Gubernur Sutiyoso, Gubernur Fauzi Bowo dan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) sebagai gubernur untuk saat ini.

Sumber :
http://bujangmasjid.blogspot.co.id
http://teknikarsitekturug.blogspot.co.id
https://id.wikipedia.org

Anggieta Ayu Maulina | 21314241 | 4TB05

Tuesday 16 January 2018

Kritik Arsitektur - Gunadarma Gedung G4

Gedung G4 Gunadarma adalah sebuah gedung perkuliahan yang berlokasikan di Kampus G Gunadarma, Jalan Akses Kelapa Dua, Depok. Gedung G4 ini merupakan bangunan baru yang terpisah dari gedung kampus G lainnya, hanya terhubung dengan Gedung G2 dengan jembatan penghubung di lantai 3. Gedung ini terletak di bagian belakang area kampus G Gunadarma, sehingga sedikit tersembunyi dan tidak terlihat dari luar.


Gedung G4 Gunadarma
Sumber :dokumentasi pribadi
Gedung ini memiliki 4 lantai dan tiap lantainya memiliki 5 kelas. Terdapat 2 akses unutk memasuki gedung ini, yaitu melalui parkiran motor atau melalui jembatan penghubung dari lantai 3 gedung G2. bila melalui area parkir motor, mahasiswa harus mendaki tangga, terdapat satu kekurangan pada tangga ini, yaitu anak tangga yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2 memiliki ukuran yang tidak sama, sehingga tidak sedikit mahasiswa yang tersandung saat menaiki tangga ini, ini dapat dikatakan cukup serius karena dapat mengakibatkan cedera bagi penggunanya.

ukuran tangga yang berbeda beda.
sumber : dokumentasi pribadi
Tangga sendiri memiliki standar ukuran tertentu, yaitu memiliki lebar kurang lebih 30 cm, tinggi kurang lebih 20 cm dan memiliki bordes berukuran kurang lebih 2 x 2 m. tetapi pada gedung G4 ini anak tangga memiliki ukuran yang berbeda beda sehingga perlu diperhatikan.

Gedung kampus sendiri sudah umum dengan mahasiswa yang suka duduk duduk di koridor yang merupakan jalan akses untuk mencapai ruang kelas, baik hanya untuk bersantai atau menunggu kelas berikutnya. Namun, gedung G4 ini memiliki koridor yang cukup sempi, yaitu hanya sekitr 180 cm saja lebarnya, sehingga jika ada mahasiswas yang duduk di sepanjang koridor akan mengganggu sirkulasi berjalan mahasiswa lainnya, terlebih lagi tangga hanya ada di satu titik gedung, sehingga seringkali terjadi penumpukan ketika banyak kelas yang selesai di saat yang bersamaan.

koridor gedung G4
sumber : dokumentasi pribadi
Gedung kampus pasti harus memiliki sarana toilet yang memadai, tetapi, pada gedung G4, hanya terdapat satu toilet untuk perempuan yaitu di bordes lantai 2 dan untuk laki laki di bordes lantai 3. Hal ini tentu akan sangat menyulitkan bagi pengguna gedung. Toilet laiin berada di luar gedung G4 yang akan memakan cukup waktu dan tenaga untuk dicapai. Sehingga hal ini juga perlu diperhatikan

Dalam hal fasad gedung, Gedung ini lebih superior dibandingkan dengan Gedung G yang lainnya, karena gedung ini tergolong gedung baru yang memiliki desain yang berbeda dengan gedung g lainnya yang merupakan gedung lama. Hal ini juga terlihat dari bagian ruang kelas yang jauh lebih terlihat menarik daripada ruang kelas gedung lama. mungkin tidak seluas ruang kelas alam, namun dari segi fasilitas seperi kursi dan meja hingga papan tulis jauh lebih memadai.

Dari tulisan kritik diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu Gedung G4 Gunadarma ini memiliki banyak sekali potensi namun, sayang sekali, adanya beberapa design error baik yang disengaja maupun tidak, membuat gedung ini menjadi kurang baik dibanding dengan gedung G lainnya.

Anggieta Ayu Maulina
21314241

Sunday 29 January 2017

Poster Reklamasi

Reklamasi, suatu inovasi yang dapat dikatakan sangat maju dan berperan banyak dalam bidang gaya hidup masyarakat dimasa depan, namun kini dipenuhi dengan pro dan kontra di kalangan masyarakat minoritas. Terutama masyarakat yang merasa sangat dirugikan, yaitu para nelayan.

Maka, dibuatlah suatu film dokumentasi yang membahas mengenai kasus ini dari sudut pandang para masyarakat yang menolak adanya Reklamasi.





Sunday 24 April 2016

PKn - Wawasan Nusantara



Wawasan Nusantara



Wawasan nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap jati diri dan lingkungannyadengan beribu pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dengan segala aspek perbedaan yang ada. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan kepulauan yang masing masing memiliki ciri, sifat dan karakter tertentu dari masing masing masyarakatnya dengan berbagai suku, ras, agama dan perbedaan lainnya.

Dan, wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia mengenai jati diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai dan menghormati tujuan nasional.

Kedudukan Wawasan Nusantara 

Wawasan nusantara merupakan ajaran yang diayakini kebenarannya oleh seuruh rakyat dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangandalma rangka mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.

Wawasan nusantara dalam paradigma nasional sebagai berikut.

  • Landasan Idii
    Pancasila 
  •  Ladasan Konstitusional
    UUD 1945 (konstitusi Negara) 
  •  Landasan Visional
    Wasantara – (visi bangsa)
  • Landasan Konsepsional
    Ketahanan  - nasional (konsepsi Bangsa)
  • Ladasan Operasional
    GBHN (Kebijaksanaan Dasar Negara)

Nilai – nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara. Nilai nilai tersebut adalah..

  • Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing masing

  • Mengutamakan kepentingan masyarakat danpada kepentingan pribadi dan golongan
  • Pengambilan keputusan bedasarkan musyawarah untuk mufakat

Aspek Aspek Wawasan Nusantara

Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena indonesia kaya akan aneka sumber daya alam dan suku bangsa


  • Aspek Sosial Budaya
    Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan yang vberbeda-beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar, mengenai berbagai macam ragam budaya.
  • Aspek Sejarah Indonesia
    Diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki
    perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara indonesia. Hal ini dikarekanan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi. 
  • Aspek Kewilayahan Nusantara
    Aspek ini memperhatikan daerah, wilayah nusantara dimana Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman flora dan fauna


Fungsi Wawasan Nusantara

  1. wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional yaitu, wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan dan kewilayahan.
  2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
  3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik indonesia dalam lingkup tanah air indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara
  4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi falam pembatasan negara, agar tidak tejadi sengketa dengan negara tetangga
 
Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua yaitu..

  1. Tujuan Nasionaldapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial
  2. Tujuan ke Dalamadalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, makan dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
- Anggieta Ayu Maulina